Daripada dibuang begitu saja dan hanya menjadi sampah, kulit pisang bisa dimanfaatkan untuk memurnikan air. Selain murah dan mudah didapatkan, kulit pisang lebih ampuh dibanding penyaring alami lainnya karena mampu menyerap logam berat.
Tidak perlu modifikasi apapun, kulit pisang yang akan dipakai untuk memurnikan air hanya perlu dicincang kecil-kecil lalu dimasukkan ke dalam air. Dengan sendirinya logam berat seperti timbal dan tembaga akan terserap oleh serat-serat yang terdapat pada kulit pisang.
Dikutip dari Sciencedaily, Jumat (11/3/2011), logam berat merupakan polutan yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Dalam tubuh manusia, polutan ini bisa terakumulasi dan memicu dampak negatif dalam jangka panjang atau bahkan bisa diturunkan pada generasi berikutnya.
Timbal (Pb) misalnya, bisa menghambat sintesis hemoglobin atau zat merah darah sehingga mengganggu fungsi saraf maupun organ yang lain. Pada anak, timbal bisa menghambat pertumbuhan sel-sel otak dan menurunkan tingkat kecerdasan ketika tumbuh dewasa.
Sementara itu, logam berat yang lain yaitu tembaga (Cu) jika terakumulasi dalam tubuh manusia bisa memicu pengerasan hati (sirosis) dan kerusakan ginjal. Tembaga juga bisa terakumulasi di jaringan saraf dan kornea mata, sehingga merusak fungsi penglihatan.
Untuk memurnikan air minum dari logam berat, teknologi yang ada saat ini umumnya sangat mahal sehingga kurang terjangkau masyarakat umum. Sementara penyaring alami yang pernah diteliti dan terbukti efektif antara lain limbah sabut kelapa dan kulit kacang.
Selain murah dan mudah didapatkan, kelebihan lain dari kulit pisang adalah bisa digunakan berkali-kali. Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Industrial & Engineering Chemistry Researchbaru-baru ini, kulit pisang yang dicincang bisa dipakai sebanyak 11 kali.
Sumber : detikHealth
No comments:
Post a Comment