Thursday, February 18, 2010

Isap Rokok Sama Saja Makan Aspal

Tak banyak orang tahu bahwa aspal yang biasa digunakan sebagai bahan pelapis jalan atau pelapis antibocor ternyata terkandung juga dalam rokok. Orang yang mengisap rokok sama saja dengan memasukkan aspal dalam tubuhnya.

Aspal adalah bahan kimia yang bersifat karsinogenik. Aspal buatan biasanya terdiri dari campuran tar dan aspal minyak. Aspal minyak sendiri sering disebut sebagai asmin atau cut back asphalt. Sementara itu tar diperoleh dari hasil pengolahan batu bara.

Tar ternyata tidak hanya digunakan untuk membuat aspal, tapi juga sebagai bahan dasar dalam pembuatan rokok. Tar dan nikotin adalah dua zat paling berbahaya diantara 4.000 jenis zat kimia lainnya.

"Bahan tar adalah bahan yang digunakan untuk aspal, jadi sebenarnya kita mengonsumsi aspal saat mengisap rokok," kata Prof Farid A Moeloek, mantan menteri kesehatan yang sekarang menjabat sebagai Ketua Komisi Nasional Pengendalian Tembakau dalam acara Peningkatan Cukai Rokok: Antara Kepentingan Ekonomi dan Kesehatan di Hotel Sahid Jakarta, Rabu (17/2/2010).

Dari sekitar ribuan racun, ada yang biasa dibuat untuk membuat roket pesawat, ada yang dibuat untuk mencuci darah dan sebagainya. Tar sendiri adalah zat yang akan menggumpal di dalam paru-paru dan membentuk cairan yang biasa digunakan untuk membuat aspal.

Tar yang digunakan untuk melapisi jalan sama dengan tar yang terdapat pada rokok dan partikel-partikel tar tersebut bisa menyebabkan tumbuhnya sel kanker. Selain itu tar jua menyebabkan penumpukan zat kapur, nitrosmine, B-naphthylamine, kadmium dan nikel.

Seperti dikutip dari Quitsmoking, Rabu (17/2/2010), tar adalah substansi hidrokarbon aromatik yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Tar ini adalah residu hitam panas yang berasal dari pembakaran, tar mengandung ratusan zat kimia yang beberapa diantaranya bersifat karsinogenik dan beracun.

Dalam bentuk padat, tar berwarna coklat dan merupakan substansi lengket yang berada di belakang bagian filter rokok. Tar menyebabkan gigi coklat dan membuat semua jaringan yang dikenainya menjadi coklat pula. Bayangkan zat yang lengket itu menempel pada paru-paru Anda.

Tar terdapat pada semua jenis rokok dan cenderung meningkat jumlahnya seiring dengan terbakarnya rokok. Hal itu berarti isapan terakhir rokok mengandung tar dua kali lipat dari jumlah isapan pertama.

Tar yang diisap dari rokok akan merusak bulu-bulu getar (cilia) pada paru-paru sehingga meningkatkan risiko penyakit pernafasan seperti emfisema, bronkitis kronik dan kanker tenggorokan.

Sumber : detikHealth

Thursday, February 4, 2010

Menguji Kualitas Pasta Gigi Lewat Telur

Ingin tahu seberapa bagus kualitas pasta gigi yang Anda gunakan saat ini? Sebuah eksperimen mudah bisa dilakukan di rumah untuk membuktikan kandungan fluoride dalam pasta gigi. Dengan bermodalkan telur, Anda bisa tahu apakah pasta gigi yang dipakai selama ini cukup mencegah gigi keropos atau tidak.
Gigi keropos adalah kerusakan pada struktur gigi yang berdampak pada lapisan luar yang melindungi gigi, yaitu email. Kerusakan ini dapat terus menjalar hingga lapisan dalam gigi (dentin dan pulpa). Jika kelamaan dibiarkan, bukan hanya sakit gigi yang akan terasa tapi bisa juga penyakit serius.

"Saya pernah punya pasien seorang mantan istri pejabat. Ia divonis terkena stroke hanya gara-gara infeksi di giginya. Dan itu semua terjadi setelah 2 tahun mengalami infeksi gigi," kata drg Rosa Rai Djalal dalam acara 'Eggsperimen, Only the Strong Proves Lasting' di Plaza Sentral, Jakarta, Rabu (3/2/2010).

Menurut dokter cantik yang juga istri Jubir Presiden SBY, Dino Pati Jalal itu, gigi akan mudah keropos jika ada empat faktor, yaitu gigi itu sendiri, substrat (sisa makanan), mikroorganisme dan waktu.

"Plak atau sisa makanan yang mengandung karbohidrat dan gula akan diubah oleh bakteri dalam mulut menjadi senyawa yang bersifat asam. Asam yang dikeluarkan plak lama-lama bisa mengikis email gigi sehingga menyebabkan pengeroposan," kata drg Rosa.

Oleh karena itu, untuk mencegah dan melindungi gigi dari pengeroposan, pastikan pasta gigi yang digunakan mengandung cukup fluoride. Zat fluoride akan mencegah pengeropposan gigi dengan cara menghambat demineralisasi dan mengeraskan email gigi

Bagaimana mengetahui fluoride itu cukup atau tidak? Cobalah lakukan percobaan sederhana berikut ini :

1. Sediakan sebuah telur, mangkuk dan pasta gigi.
2. Tuangkan pasta gigi ke dalam mangkuk kecil yang telah berisi air, aduk dan larutkan dengan rata
3. Benamkan telur ke dalam larutan pasta gigi, biarkan selama 4 hari
4. Setelah 4 hari, bilas telur yang sudah direndam tersebut hingga bersih lalu keringkan
5. Setelah kering, masukkan telur ke dalam gelas yang berisi larutan cuka dan biarkan selama 3 jam

Jika dalam waktu 3 jam sisi kulit telur yang sudah direndam dalam larutan cuka tersebut menjadi tidak utuh, artinya kandungan fluoride dalam pasta gigi tersebut belum maksimal. Seharusnya fluoride yang ada dalam pasta gigi bisa mempertahankan kalsium pada kulit telur selama 5 jam.

Ciri-ciri telur yang dilapisi pasta gigi ber-fluoride rendah diantaranya:

1. Cepat menghasilkan gelembung-gelembung udara saat pertama kali dicelupkan dalam larutan asam
2. Cepat terapung karena berat jenis telur menjadi berkurang akibat lepasnya kalsium dari kulit telur
3. cepat mengalami pengelupasan cangkang telur dalam waktu 3 jam

Dalam percobaan tersebut, telur dianalogikan sebagai gigi karena sama-sama memiliki jaringan kalsium yang rentan terhadap asam. Sementara itu cuka dianalogikan seperti asam pada mulut. Asam pada cuka dan asam pasa mulut sama-sama bersifat korosif dan bereaksi terhadap kalsium.

Pasta gigi yang bagus adalah pasta gigi yang mampu mencegah kerusakan kalsium gigi dari senyawa asam. Dalam uji coba telur, pasta gigi yang bagus harusnya bisa mencegah kerusakan kulit telur agar tetap utuh dan tidak lepas dari cangkangnya.

Selain sikat gigi menggunakan pasta gigi ber-fluoride cukup, konsumsi sayur dan buah juga harus diperbanyak karena bisa bersifat sebagai self cleaning. "Buah dan sayur akan memicu produksi air liur sehingga mengurangi tingkat keasaman di mulut dan mengurangi risiko gigi keropos," kata drg Rosa.

Menyikat gigi 2 kali sehari juga sebaiknya jangan diremehkan karena dampaknya bisa mempengaruhi estetika seseorang.

"Imbauan untuk sikat gigi 2 kali sehari (sesudah makan dan sebelum tidur) bukan main-main. Kebersihan dan kerapihan gigi adalah faktor penting yang menunjang estetika, terutama wanita. Biarpun cantik tapi kalau giginya keropos, pasti kelihatannya jadi jelek," ujarnya
 
Sumber : detikHealth