Bagi seorang istri, dua garis di tes kehamilan menggunakan urine mungkin membahagiakan. Namun jika hasil tes serupa didapatkan suami, sebaiknya waspada. Sebab dalam beberapa kasus tanda positif di tes kehamilan bisa menjadi pertanda kanker testis bagi seorang pria.
Alat tes kehamilan berfungsi mendeteksi beta human chorionic gonadotropin (beta hCG), yaitu hormon dalam darah dan urine yang dihasilkan oleh perkembangan plasenta. Namun para ahli mengatakan beta hCG ini juga bisa menandakan kanker testis.
"Ada sangat sedikit hal di dalam tubuh yang bisa menghasilkan beta hCG, dan kanker testis adalah salah satunya," ujar Dr Mark Pomerantz, ahli onkologi genitourinary dari Dana-Farber Cancer Institute di Boston, seperti dikutip dari ABCNews.
Tes kehamilan untuk mendeteksi ada tidaknya kanker testis antara lain pernah dilakukan oleh Byron Geldard (19) yang berasal dari Huntingdon, Inggris. Mulanya ia merasa nyeri di bagian samping tubuhnya. Ia lantas pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan diri dan ternyata ada tumor yang menyebar ke arah paru-paru.
Dokter pun berusaha mengidentifikasi jenis kanker yang diidap Geldard. Geldard kemudian diminta sampel urinenya untuk tes kehamilan. Dokter beralasan tes dilakukan untuk melihat apakah tumor memproduksi hormon yang berkaitan erat dengan kehamilan dan juga kanker testis.
Hasilnya Geldard positif 'hamil'. Ia didiagnosa mengidap kanker testis stadium empat dan mengikuti terapi kanker intensif selama tujuh bulan penuh.
Hasil tes kehamilan yang positif bisa menjadi salah satu petunjuk, tapi tanda pertama dari kanker testis biasanya adalah benjolan yang menyakitkan. Setelah diagnosis kanker testis dibuat, hormon beta hCG adalah indikator yang baik dari respons tumor terhadap pengobatan.
Untuk benar-benar memastikan ada tidaknya kanker testis, dr Harrina E. Rahardjo, SpU, PhD, staf Departemen Urologi RSCM FKUI menyarankan pengecekan melalui tes darah dan pemeriksaan kemaluan. "Jika ada benjolan pada kemaluan maka diindikasikan seseorang terkena kanker testis," ucapnya dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu (27/5/2015).
Sumber: detikHealth
Khaled Tuanida P.
All about health...
Wednesday, May 27, 2015
Thursday, September 5, 2013
Memilih Box Bayi
Salah satu kebutuhan bayi adalah box bayi. Bagaimana tidak, box bayi memberikan kenyamanan dan keamanan yang sangat diperlukan oleh si kecil. Oleh karena itu, Anda harus tahu cara memilih box bayi yang tepat, seperti yang dilansir oleh kidshealth.org.
1. Pilih box bayi tanpa roda yang cukup stabil sehingga box tidak mudah bergeser karena guncangan kecil. Dengan kata lain, pilih not-adjuxtable box bayi.
2. Pilih box bayi yang memilihi pagar dengan jarak 2 sampai 8 inchi agar bayi tidak menggelundung, atau menjepitkan kepalanya disana.
3. Apabila box bayi memiliki tepian dan pojok, maka pilihlan box bayi dengan tepian cukup tinggi agar tidak berbahaya bila bayi terbentur.
4. Pilihlah matras bayi yang cukup keras. Dalam kasus ini, jangan mudah percaya dengamn produk bermerk. Matras yang terlalu lembut bisa menyebabkan kelainan pertumbuhan tulang belakang bayi, dan kematian bayi mendadak atau SIDS.
5. Pilihlah matras yang memiliki ukuran pas dengan box bayi. Pasalnya, matras yang lebih kecil bisa membuat bayi tergelincir saat tidur dan membuat tidak nyaman.
6. Buanglah lapisan plastik matras agar nyaman dan tidak licin.
Selain memilih box bayi yang sesuai dan aman, Anda juga sebaiknya mengecek keadaan box bayi setiap minggu. Periksa bagian skrup dan baut yang mungkin sedikit terlepas. Anda juga disarankan untuk tidak menaruh selimut terlalu tebal di keranjang bayi, karena bisa menyebabkan sesak nafas.
Terakhir, Anda juga sebaiknya menidurkan bayi dalam keadaan terlentang setiap saat untuk memastikan keselamatan, dan letakkan box bayi tidak jauh dari tempat Anda tidur.
Sumber : vemale.com
Tuesday, July 9, 2013
Walaupun Gemas, Jangan Sembarang Cium Wajah Bayi Sebelum 4 Bulan
Melihat bayi baru lahir yang lucu siapa yang tahan tidak menyentuh pipi atau menciumi wajahnya. Padahal, saat bayi belum genap berusia 4 bulan masih sangat rentan terhadap kuman jadi jangan cium sembarangan wajah bayi yang belum 4 bulan.
Menurut dr Utami Roesli SpA, IBCLC, FABM-SELASI bayi yang baru lahir hingga usia 4 bulan belum memiliki imunitas yang kuat. "Jangan takut dibilang sombong. Kita harus jaga bayi agar tidak gampang sakit atau tertular penyakit orang dewasa misalnya saja flu," ungkapnya.
Hal ini dikatakannya dalam acara Training Edukasi Laktasi sehat bersama BCA yang ditulis pada Jumat, (5/7/2013). Acara ini bertempat di Hotel Indonesia Kempinski, Jl Thamrin, Jakarta.
dr Utami mengatakan di sini peran ayah untuk membantu ibu menjaga agar lingkungan tidak membuat anak tertular penyakit. "Kalau ibu yang flu anak tidak tertular karena ibu yang memberikan ASI, sedangkan kalau ayahnya flueanak akan mudah tertular. Jadi ayah juga harus menjaga agar anak tidak tertular penyakit dari lingkungannya," kata dr Utami.
Dr Utami sangat menyayangkan banyak ibu-ibu yang sudah membawa bayinya berjalan-jalan ke mall padahal itu berisiko menyebabkan penyakit pada bayi. "Awalnya flue, tetapi kuman dari flue itu bisa menjalar ke otak," tegasnya.
Untuk itu ia kembali mengingatkan agar para orangtua tidak membawa anaknya ke lingkungan luar sebelum berusia 4 bulan. Setelah 4 bulan bayi akan memiliki sistim imun yang lebih kuat sehingga bayi lebih siap menghadapi lingkungan.
Sumber : detikHealth
Menurut dr Utami Roesli SpA, IBCLC, FABM-SELASI bayi yang baru lahir hingga usia 4 bulan belum memiliki imunitas yang kuat. "Jangan takut dibilang sombong. Kita harus jaga bayi agar tidak gampang sakit atau tertular penyakit orang dewasa misalnya saja flu," ungkapnya.
Hal ini dikatakannya dalam acara Training Edukasi Laktasi sehat bersama BCA yang ditulis pada Jumat, (5/7/2013). Acara ini bertempat di Hotel Indonesia Kempinski, Jl Thamrin, Jakarta.
dr Utami mengatakan di sini peran ayah untuk membantu ibu menjaga agar lingkungan tidak membuat anak tertular penyakit. "Kalau ibu yang flu anak tidak tertular karena ibu yang memberikan ASI, sedangkan kalau ayahnya flueanak akan mudah tertular. Jadi ayah juga harus menjaga agar anak tidak tertular penyakit dari lingkungannya," kata dr Utami.
Dr Utami sangat menyayangkan banyak ibu-ibu yang sudah membawa bayinya berjalan-jalan ke mall padahal itu berisiko menyebabkan penyakit pada bayi. "Awalnya flue, tetapi kuman dari flue itu bisa menjalar ke otak," tegasnya.
Untuk itu ia kembali mengingatkan agar para orangtua tidak membawa anaknya ke lingkungan luar sebelum berusia 4 bulan. Setelah 4 bulan bayi akan memiliki sistim imun yang lebih kuat sehingga bayi lebih siap menghadapi lingkungan.
Sumber : detikHealth
Sering Tidur Telentang Membuat Kepala Belakang Bayi Jadi Rata
Posisi tidur terbaik untuk bayi adalah telentang, karena dapat mencegah sindrom kematian mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS). Banyak orang tua mematuhi anjuran ini demi keselamatan buah hati, tapi beberapa bayi kemudian menjadi rata kepala belakangnya.
Sebuah penelitian di Kanada yang dimuat jurnal Pediatrics menemukan bahwa ada banyak bayi berumur 2 tahun yang mengalami kondisi ini. Seorang peneliti bernama Aliyah Mawji dari Mount Royal University di Calgary, Alberta meneliti 440 kepala bayi sehat yang mengunjungi 4 buah klinik.
Hasilnya menemukan bahwa sebanyak 205 bayi, atau sekitar 47 persen, mengalami deformasi atau perubahan bentuk pada kepalanya yang terlihat jelas dengan mata telanjang. Lebih dari tiga perempat di antaranya mengalami perubahan bentuk yang masih terhitung ringan.
"Ini amat umum dijumpai. Dengan kampanye tidur telentang dan tidur di kursi mobil yang masif, orang-orang tidak memegang bayinya seperti dulu. Kami menemukan masalah pada bentuk kepala bayi," kata Dr Lisa Stellwagen, neonatologist dari University of California, San Diego School of Medicine seperti dilansir New York News Daily, Selasa (9/7/2013).
Dalam ilmu kedokteran, kepala bayi yang rata pada bagian belakang ini disebut plagiocephaly. Sebenarnya tengkorak kepala yang datar atau rata tidaklah berbahaya, namun dapat menjadi permanen. Peneliti mengkhawatirkan dampaknya terhadap kondisi psikologis anak-anak saat tumbuh dewasa.
Menurut Stellwagen, banyaknya kasus ini bermula dari awal 1990-an, ketika para dokter menyarankan orang tua meletakkan bayinya tidur telentang untuk mencegah kematian mendadak. Kampanye ini sangat sukses dan berhasil menurunkan angka kematian bayi akibat SIDS.
Oleh karena itu, Stellwagen menyebutkan bahwa temuan penelitian baru ini bukan berarti menyarankan orang tua untuk tidak mengikuti saran meletakkan bayi dalam posisi tidur telentang. Hanya saja perlu dilakukan beberapa hal agar bayi tidak rata kepalanya.
Ada langkah-langkah yang bisa diambil agar bayi tidak mengalami plagiocephaly, misalnya menggendong bayi sesering mungkin, membiarkan bayi beraktivitas di atas perutnya atau tengkurap ketika terjaga sambil diawasi.
Mawji menyarankan untuk meletakkan bayi dalam posisi yang bervariasi ketika tidur. Jika kepalanya menengok ke kanan, maka malam berikutnya kepala bayi sebaiknya diposisikan menengok ke kiri. Ketika memberi makan atau menyusui bayi, tangan yang menggendong bayi sebaiknya berganti-ganti.
"Deformasi dapat diperbaiki dengan helm. Tetapi biasanya harganya US$ 1.000 atau sekitar Rp 9,95 juta sampai US$ 3.000 atau sekitar 29,8 juta sehingga cara ini sebaiknya dijadikan sebagai upaya terakhir. Untuk bayi muda, pengobatannya adalah berupa pencegahan," kata peneliti, Aliyah Mawji.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa secara umum, sekitar 3 - 61 persen bayi memiliki kepala yang rata. Beberapa penelitian lain mengaitkan plagiocephaly dengan tertundanya kemampuan bayi untuk merangkak atau berguling. Tapi keterlambatan tersebut berhasil disusul saat bayi berusia 18 bulan.
Sumber : detikHealth
Sebuah penelitian di Kanada yang dimuat jurnal Pediatrics menemukan bahwa ada banyak bayi berumur 2 tahun yang mengalami kondisi ini. Seorang peneliti bernama Aliyah Mawji dari Mount Royal University di Calgary, Alberta meneliti 440 kepala bayi sehat yang mengunjungi 4 buah klinik.
Hasilnya menemukan bahwa sebanyak 205 bayi, atau sekitar 47 persen, mengalami deformasi atau perubahan bentuk pada kepalanya yang terlihat jelas dengan mata telanjang. Lebih dari tiga perempat di antaranya mengalami perubahan bentuk yang masih terhitung ringan.
"Ini amat umum dijumpai. Dengan kampanye tidur telentang dan tidur di kursi mobil yang masif, orang-orang tidak memegang bayinya seperti dulu. Kami menemukan masalah pada bentuk kepala bayi," kata Dr Lisa Stellwagen, neonatologist dari University of California, San Diego School of Medicine seperti dilansir New York News Daily, Selasa (9/7/2013).
Dalam ilmu kedokteran, kepala bayi yang rata pada bagian belakang ini disebut plagiocephaly. Sebenarnya tengkorak kepala yang datar atau rata tidaklah berbahaya, namun dapat menjadi permanen. Peneliti mengkhawatirkan dampaknya terhadap kondisi psikologis anak-anak saat tumbuh dewasa.
Menurut Stellwagen, banyaknya kasus ini bermula dari awal 1990-an, ketika para dokter menyarankan orang tua meletakkan bayinya tidur telentang untuk mencegah kematian mendadak. Kampanye ini sangat sukses dan berhasil menurunkan angka kematian bayi akibat SIDS.
Oleh karena itu, Stellwagen menyebutkan bahwa temuan penelitian baru ini bukan berarti menyarankan orang tua untuk tidak mengikuti saran meletakkan bayi dalam posisi tidur telentang. Hanya saja perlu dilakukan beberapa hal agar bayi tidak rata kepalanya.
Ada langkah-langkah yang bisa diambil agar bayi tidak mengalami plagiocephaly, misalnya menggendong bayi sesering mungkin, membiarkan bayi beraktivitas di atas perutnya atau tengkurap ketika terjaga sambil diawasi.
Mawji menyarankan untuk meletakkan bayi dalam posisi yang bervariasi ketika tidur. Jika kepalanya menengok ke kanan, maka malam berikutnya kepala bayi sebaiknya diposisikan menengok ke kiri. Ketika memberi makan atau menyusui bayi, tangan yang menggendong bayi sebaiknya berganti-ganti.
"Deformasi dapat diperbaiki dengan helm. Tetapi biasanya harganya US$ 1.000 atau sekitar Rp 9,95 juta sampai US$ 3.000 atau sekitar 29,8 juta sehingga cara ini sebaiknya dijadikan sebagai upaya terakhir. Untuk bayi muda, pengobatannya adalah berupa pencegahan," kata peneliti, Aliyah Mawji.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa secara umum, sekitar 3 - 61 persen bayi memiliki kepala yang rata. Beberapa penelitian lain mengaitkan plagiocephaly dengan tertundanya kemampuan bayi untuk merangkak atau berguling. Tapi keterlambatan tersebut berhasil disusul saat bayi berusia 18 bulan.
Sumber : detikHealth
Wednesday, June 5, 2013
Saat ke Afrika, Hati-hati 9 Penyakit yang Kerap Menular
Zaenal Nurrizki (23), putra bungsu Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, meninggal dunia usai mengalami demam tinggi selama dua hari. Dan demam itu ternyata juga dialami sepertiga penghuni asrama putra yang ditempatinya. Hingga kini belum ada keterangan resmi penyebab penyakit Zaenal yang membuatnya mengalami demam tinggi.
Di Afrika Selatan ada sejumlah masalah kesehatan yang harus diwaspadai. Risiko untuk masing-masing wisawatan bervariasi tergantung lokasi tertentu, kunjungan durasi, jenis kegiatan, akomodasi, lamanya menetap, dan faktor lainnya.
Berikut sejumlah penyakit yang umumnya menular di Afrika Selatan berdasarkan beberapa kategori seperti dikutip dari indexmundi, Senin (3/6/2013) :
Melalui makanan atau minuman
1. Hepatitis A
Penyakit dari virus yang mengganggu fungsi hati itu menyebar melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan tinja, terutama di bidang yang sanitasinya buruk. Korban akan mengalami demam, penyakit kuning dan diare. 15 Persen korban mengalami gejala berkepanjangan lebih dari 6-9 bulan. Vaksin untuk penyakit ini sudah tersedia.
2. Hepatitis E
Penyakit virus yang ditularkan melalui air mengganggu fungsi hati, paling sering menyebar melalui kontaminasi tinja di air minum. Korban pengalami kuning, kelelahan, sakit perut, dan urine berwarna gelap.
3. Demam tifoid
Penyakit bakteri ini menyebar melalui kontak dengan makanan atau air yang terkontaminasi oleh tinja atau limbah. Korban menunjukkan demam tinggi dan jika tidak diobati angka kematiannya bisa mencapai 20 persen.
Melalui gigitan arthropoda terinfeksi
1. Malaria
Ini disebabkan sel parasit protoza Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.
Parasit berkembang biak dalam hati menyerang sel-sel darah merah yang mengakibatkan siklus demam, menggigil, dan berkeringat disertai dengan anemia.
Kematian akibat kerusakan ke organ vital dan gangguan suplai darah ke otak. Negara dengan 90% kasus mayoritas 1,5-2.500.000 kematian per tahunnya dan diperkirakan terjadi di Afrika sub-Sahara.
2. Demam berdarah
Penyakit virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Biasanya penderita mengalami demam mendadak dan sakit kepala parah, kadang-kadang menghasilkan shock dan perdarahan yang menyebabkan kematian pada 5% kasus.
3. Demam kuning
Penyakit virus yang ditularkan nyamuk, keparahan berkisar dari gejala influenza seperti hepatitis parah dan demam berdarah. Ini hanya terjadi di daerah tropis.
4. African trypanosomiasis
Disebabkan oleh protozoa parasit Trypanosoma, ditularkan kepada manusia melalui gigitan lalat Tsetse pengisap darah. Infeksi menyebabkan malaise dan demam tidak teratur dan ketika parasit yang menyerang sistem saraf pusat, pasien bisa koma dan menyebabkan kematian. Penyakit ini jadi endemik di 36 negara di Afrika.
5. Krimea-Kongo dengue
Penyakit virus tick-borne, infeksi bisa juga akibat darah terinfeksi atau jaringan hewan. Penyebaran termasuk di Afrika, Asia, Timur Tengah, dan Eropa Timur. Pasien tiba-tiba mengalami demam, sakit kepala, dan nyeri otot yang diikuti dengan pendarahan di perut, urine, hidung, dan gusi. Angka kematian sekitar 30%.
6. Demam Rift Valley
Penyakit virus yang mempengaruhi hewan peliharaan dan manusia. Penularan melalui nyamuk dan gigitan serangga. Infeksi juga dapat terjadi melalui dari daging yang terinfeksi atau kontak dengan darah. Penyebaran termasuk di Afrika timur dan selatan.
Gejala umumnya demam dan beberapa kelainan hati, tetapi penyakit ini dapat berkembang menjadi demam berdarah, radang otak, atau penyakit mata, tingkat kematian yang rendah sekitar 1% kasus.
7. Demam Lassa
Penyakit virus yang dibawa tikus dan banyak diderita di Afrika Barat. Infeksi ini melalui kontak langsung atau mengonsumsi makanan yang terkontaminasi oleh hewan pengerat atau kotoran yang mengandung partikel virus. Tingkat kematiannya bisa mencapai 50 persen.
8. Meningitis meningokokus
Penyakit bakteri yang menyebabkan peradangan pada selaput otak dan sumsum tulang belakang.
Salah satu bakteri patogen yang paling penting adalah Neisseria meningitidis karena potensinya untuk menimbulkan epidemi, gejala termasuk leher kaku, demam tinggi, sakit kepala, dan muntah.
Bakteri ditularkan dari orang ke orang melalui tetesan pernapasan dan difasilitasi oleh kontak dekat dan berkepanjangan.
Kematian terjadi pada 5-15% kasus, biasanya dalam waktu 24-48 jam sejak timbulnya gejala. Penyakit meningokokus terjadi di daerah hiperendemis Afrika sub-Sahara yang dikenal sebagai "Sabuk Meningitis" yang membentang dari Senegal timur ke Etiopia.
9. Chikungunya - nyamuk (Aedes aegypti)
penyakit virus yang berhubungan dengan lingkungan perkotaan, mirip dengan Demam Dengue, ditandai dengan demam mendadak, ruam, dan nyeri sendi yang parah biasanya berlangsung 3-7 hari, beberapa kasus mengakibatkan arthritis persisten.
Sumber : liputan6.com
Di Afrika Selatan ada sejumlah masalah kesehatan yang harus diwaspadai. Risiko untuk masing-masing wisawatan bervariasi tergantung lokasi tertentu, kunjungan durasi, jenis kegiatan, akomodasi, lamanya menetap, dan faktor lainnya.
Berikut sejumlah penyakit yang umumnya menular di Afrika Selatan berdasarkan beberapa kategori seperti dikutip dari indexmundi, Senin (3/6/2013) :
Melalui makanan atau minuman
1. Hepatitis A
Penyakit dari virus yang mengganggu fungsi hati itu menyebar melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan tinja, terutama di bidang yang sanitasinya buruk. Korban akan mengalami demam, penyakit kuning dan diare. 15 Persen korban mengalami gejala berkepanjangan lebih dari 6-9 bulan. Vaksin untuk penyakit ini sudah tersedia.
2. Hepatitis E
Penyakit virus yang ditularkan melalui air mengganggu fungsi hati, paling sering menyebar melalui kontaminasi tinja di air minum. Korban pengalami kuning, kelelahan, sakit perut, dan urine berwarna gelap.
3. Demam tifoid
Penyakit bakteri ini menyebar melalui kontak dengan makanan atau air yang terkontaminasi oleh tinja atau limbah. Korban menunjukkan demam tinggi dan jika tidak diobati angka kematiannya bisa mencapai 20 persen.
Melalui gigitan arthropoda terinfeksi
1. Malaria
Ini disebabkan sel parasit protoza Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.
Parasit berkembang biak dalam hati menyerang sel-sel darah merah yang mengakibatkan siklus demam, menggigil, dan berkeringat disertai dengan anemia.
Kematian akibat kerusakan ke organ vital dan gangguan suplai darah ke otak. Negara dengan 90% kasus mayoritas 1,5-2.500.000 kematian per tahunnya dan diperkirakan terjadi di Afrika sub-Sahara.
2. Demam berdarah
Penyakit virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Biasanya penderita mengalami demam mendadak dan sakit kepala parah, kadang-kadang menghasilkan shock dan perdarahan yang menyebabkan kematian pada 5% kasus.
3. Demam kuning
Penyakit virus yang ditularkan nyamuk, keparahan berkisar dari gejala influenza seperti hepatitis parah dan demam berdarah. Ini hanya terjadi di daerah tropis.
4. African trypanosomiasis
Disebabkan oleh protozoa parasit Trypanosoma, ditularkan kepada manusia melalui gigitan lalat Tsetse pengisap darah. Infeksi menyebabkan malaise dan demam tidak teratur dan ketika parasit yang menyerang sistem saraf pusat, pasien bisa koma dan menyebabkan kematian. Penyakit ini jadi endemik di 36 negara di Afrika.
5. Krimea-Kongo dengue
Penyakit virus tick-borne, infeksi bisa juga akibat darah terinfeksi atau jaringan hewan. Penyebaran termasuk di Afrika, Asia, Timur Tengah, dan Eropa Timur. Pasien tiba-tiba mengalami demam, sakit kepala, dan nyeri otot yang diikuti dengan pendarahan di perut, urine, hidung, dan gusi. Angka kematian sekitar 30%.
6. Demam Rift Valley
Penyakit virus yang mempengaruhi hewan peliharaan dan manusia. Penularan melalui nyamuk dan gigitan serangga. Infeksi juga dapat terjadi melalui dari daging yang terinfeksi atau kontak dengan darah. Penyebaran termasuk di Afrika timur dan selatan.
Gejala umumnya demam dan beberapa kelainan hati, tetapi penyakit ini dapat berkembang menjadi demam berdarah, radang otak, atau penyakit mata, tingkat kematian yang rendah sekitar 1% kasus.
7. Demam Lassa
Penyakit virus yang dibawa tikus dan banyak diderita di Afrika Barat. Infeksi ini melalui kontak langsung atau mengonsumsi makanan yang terkontaminasi oleh hewan pengerat atau kotoran yang mengandung partikel virus. Tingkat kematiannya bisa mencapai 50 persen.
8. Meningitis meningokokus
Penyakit bakteri yang menyebabkan peradangan pada selaput otak dan sumsum tulang belakang.
Salah satu bakteri patogen yang paling penting adalah Neisseria meningitidis karena potensinya untuk menimbulkan epidemi, gejala termasuk leher kaku, demam tinggi, sakit kepala, dan muntah.
Bakteri ditularkan dari orang ke orang melalui tetesan pernapasan dan difasilitasi oleh kontak dekat dan berkepanjangan.
Kematian terjadi pada 5-15% kasus, biasanya dalam waktu 24-48 jam sejak timbulnya gejala. Penyakit meningokokus terjadi di daerah hiperendemis Afrika sub-Sahara yang dikenal sebagai "Sabuk Meningitis" yang membentang dari Senegal timur ke Etiopia.
9. Chikungunya - nyamuk (Aedes aegypti)
penyakit virus yang berhubungan dengan lingkungan perkotaan, mirip dengan Demam Dengue, ditandai dengan demam mendadak, ruam, dan nyeri sendi yang parah biasanya berlangsung 3-7 hari, beberapa kasus mengakibatkan arthritis persisten.
Sumber : liputan6.com
Tuesday, March 26, 2013
Minggu-Minggu Menuju Kelahiran
Melewati bulan kesembilan, wanita biasanya makin stres dan cemas. Waktu yang semakin dekat dengan proses melahirkan membuat banyak wanita tegang. Tenang saja bunda, tidak perlu tegang, karena bayi Anda bisa merasakan ketegangan yang Anda rasakan. Di masa ini, bayi bisa lahir kapan saja, bisa mundur atau maju dari tanggal yang diperkirakan dokter. Karena itu, persiapkan barang-barang yang dibutuhkan untuk proses persalinan. Minta bantuan suami jika Anda kerepotan mempersiapkannya.
Di waktu ini, berat bayi Anda sudah mencapai 2,9 hingga 3,2 kg. Berat bayi masih akan terus bertambah hingga ia siap dilahirkan. Semua organnya sudah lengkap dan sempurna. Kulit bayi Anda semakin halus dan lembut. Kuku bayi Anda semakin panjang dan bisa jadi menggores wajahnya, tetapi tenang saja, karena ada pelindung yang melapisi kulit bayi. Di waktu ini, paru-paru bayi semakin matang dan mempersiapkan proses bernapas dengan udara.
Tenangkan diri Anda, bunda. Jika Anda tenang, semua proses kelahiran akan lebih lancar. Minta suami Anda untuk selalu siaga, karena Anda bisa melahirkan kapan saja di waktu ini. Persiapkan kontak dokter dan pastikan Anda dan suami tahu apa yang harus dilakukan jika perut Anda mulai mulas dan kontraksi.
sumber : vemale.com
Kehamilan Bulan Kesembilan
Memasuki bulan kesembilan, Anda semakin tidak sabar melihat seperti apa wajah buah hati. Pertambahan berat badan bayi sangat cepat, diiringi dengan menipisnya lapisan plasenta. Janin Anda sudah mempersiapkan dirinya pada posisi lahir. Koordinasi tubuh bayi semakin baik. Dia sudah bisa berkedip, menutup mata, menendang dan merespon suara dan sentuhan.
Di minggu ketiga puluh lima, panggul bunda akan semakin membesar sebagai bentuk alami menuju proses melahirkan. Hal ini diiringi dengan nyeri pada panggul dan pantat selama berminggu-minggu. Bunda akan semakin sulit tidur karena cemas, stres dan posisi tidur yang semakin tidak nyaman. Sementara itu, buah hati Anda sudah memiliki ginjal yang sempurna. Bagian hatinya juga sudah bisa memproses sebagian produk metabolisme tubuh. Badan bayi mulai padat dan memberi rasa hangat pada tubuhnya.
Memasuki minggu ketigapuluh enam, bayi sudah mempunyai ukuran dan kematangan untuk dilahirkan. Bayi Anda akan mendapat bahan kekebalan tubuh dari bunda, misalnya saja campak. Kulit bayi semakin terlihat halus dan lemak di bawah kulitnya semakin bertambah. Ginjal dan paru-paru sudah bisa bekerja dengan baik. Kepala bayi sudah berada di bawah, mengarah pada jalan lahir.
Di bulan ini, bunda akan mengalami tekanan di bawah perut lebih berat dibanding sebelumnya. Bunda juga bisa merasakan bahwa bayi berada dalam posisi yang turun. Tekanan ini menyebabkan rutinitas buang air semakin meningkat, karena bayi semakin mendesak kandung kemih. Jika bunda sering merasa sakit saat buang air kecil, periksakan ke dokter. Pada masa ini, wanita lebih rentan mengalami infeksi kandung kemih.
sumber : vemale.com
Subscribe to:
Posts (Atom)